Konstruksi karburator sepeda motor terlihat lebih complex, namun
dengan sedikit teori, anda dapat mengatur/menyetel motor anda untuk
mendapatkan kecepatan maksimum. Semua tipe karburator bekerja dibawah
prinsip dasar tekanan atmosfeer. Tekanan atmosfer adalah sebuah gaya yg
besar dimana gaya tersebut menggunakan tekanan terhadap sesuatu. Ada
perbedaan yg tipis antara tekanan biasa dengan tekanan atmosfer namun
secara umum bisa di katakan nilainya 15 pounds per square inch(PSI).
Dengan berbedanya tekanan atmosfer di dalam mesin dan karburator, kita
dapat merubah tekanan dan membuat bahan bakar serta udara mengalir
kedalamnya.
Tekanan atmosfer akan bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan yg
lebih rendah. Sebagaimana yg terjadi pada piston di motor 2 tak yang
bergerak naik (atau piston yg bergerak turun pada mesin 4 tak), sebuah
tekanan yang lebih rendah terbentuk dalam crankcase (ruang bakar mesin)
atau diatas kepala piston dalam motor 4 tak. Tekanan renda ini juga
menyebabkan sebuah tekanan yang rendah di dalam karburator. Selama
tekanan diluar mesin dan karburator lebih tinggi. Maka udara akan
segera masuk/tertekan kedalam karburator dan mesin hingga tekanan
didalamnya seimbang. Pergerakan udara melalui karburator akan
mengangkat bahan bakar dan campurannya dengan udara dalam hal ini
terjadi pengabutan.
Didalam karburator ada yg namanya venturi, gambar 1. venturi adalah
pembatas didalam karburator yang bekerja menekan aliran udara agar
bergerak cepat masuk kedalam ruang bakar. Sebuah muara sungai yang
tiba-tiba menyempit dapat di gunakan sebagai ilustrasi tentang apa yang
terjadi di dalam karburator. Air sungai yang mengalir deras hingga
mendekati tepi muara yang sempit dan akan semakin cepat jika lebar
sungai semakin menyempit. Hal yang sama seperti itulah yang terjadi di
dalam karburator. Aliran udara yg mengalir deras akan menyebabkan
tekanan atmosfer turun didalam karburator. Semakin cepat udara
bergerak, semakin rendah tekanan didalam carburator.
Gambar 1
Umumnya perangkat karburator sepeda motor diatur oleh Posisi Bukaan
Katub Gas/BBM dan bukan oleh kecepatan kerja mesin (RPM). Ada 5 sistem
pengukur utama didalam karburator umumnya. Perangkat pengukur ini
saling berhubungan satu dengan lainnya, antara lain:
1. Perangkat Pilot
2. Katub skep gas/bensin
3. Needle jet dan jet needle
4. Main jet
5. Perangkat choke
Rangkaian/perangkan Pilot memiliki 2 komponen pengatur penyesuaian,
gambar 2. skrup pilot udara dan Pilot jet. Skrup udara bisa juga
diletakan dekat sisi belakang karburator atau dekat sisi depan
karburator. Jika skrup terletak dekat sisi belakang, skrup ini akan
mengatur banyaknya udara yang masuk kedalam rangkaian karburator. Jika
skrup di putar masuk kedalam, hal ini akan mengurangi jumlah volume
udara dan menjadikan campuran kaya. Namun jika di putar kebalikannya
(keluar) maka hal ini akan membukan lintasan lebih banyak dan
membiarkan udara yg banyak masuk ke dalam karburator yang mana hasilnya
adalah campuran menjadi miskin. Dan jika skrup posisinya terletak
disisi depan karburator, hal ini mengatur aliran BBM. Campurannya akan
semakin kurus jika skrup diputar masuk dan campuran kaya jika diputar
keluar.
Jika skrup udara harus di putar lebih dari 2 kali putaran keluar untuk
mendapatkan langsam yang bagus/ideal, selanjutnya yang diperlukan
adalah ukuran pilot jet yg lebih kecil .
Gambar 2
Pilot jet adalah sebuah komponen yang mensuplai sebagian besar BBM pada
saat bukaan gas yang kecil. Komponen ini memiliki lubang kecil yang di
dalamnya berfungsi membatasi aliran BBM ke karburator. Kedua bagian
dari skrup pilot udara dan pilot jet berpengaruh pada proses pengabutan
mulai dari idle/langsam hingga ? bukaan skep gas.
Selongsong katub skep mempengaruhi pengabutan antara 1/8 hingga ?
bukaan katub skep. Katub ini khususnya mempengaruhi pengabutan antara
1/8 dan ? bukaan dan berpengaruh kecil hingga ? bukaan. Selongsong
katub ini memiliki berragam ukuran dan masing-masing ukuran dibedakan
oleh besarnya irisan/coakan di sisi belakannya. Gambar 3. semakin besar
irisan, semakin miskin campurannya (selama volume udara lebih banyak
yang masuk) dan kebalikannya selama sudut irisan nya lebih kecil maka
campurannya pasti kaya. Katup skep memiliki angka-angka yang tertera
pada slongsongnya yang menyatakan besarnya sudut irisan. Jika di
selongsongnya tertera angka 3 hal ini berarti irisan/potongannya
sebesar 3.0mm, sementara jika tertera angka 1 pada slongsongannya
berarti memiliki ukuran 1.0mm yang mana berarti juga campuran lebih
kaya dari ukuran 3).
Gambar 3
Jet needle (jarum skep) dan needle jet mempengaruhi pengabutan dari ?
hingga ? bukaan. Jet needle adalah sebuah batang penyadap/penyumbat
yang panjang yang berfungsi mengontrol besaran bbm yang dapat di tarik
kedalam venturi karburator. Semakin tipis batangnya, semakin kaya
campurannya. Semakin tebal batangnya maka semakin miskin campurannya
selama batang itu menghalangi aliran bbm yang banyak kedalam venturi
maka dikatakan miskin. Batang/jarum-jarum itu di buat sangat presisi
agar memberikan perbedaan campuran di setiap perbedaan bukaan gas. Jet
needle memiliki potongan-potongan alur/berlekuk-lekuk hingga bagian
atasnya. Ada klip/penyekat yang berada di sela-sela alur itu dan
menahan jarum skep terlepas dan bergerak dari selonsong skep. Posisi
klip dapat di atur sesuai kerja mesin apakah dibuat campuran kaya atau
miskin. Gambar 4. Jika ingin BBM miskin maka klip penahan harus di
letakkan lebih tinggi posisinya. Cara ini akan membuat letak jarum
semakin turun ke bawah mendekati pucuk jarum skep dan menyebabkan suply
BBM menjadi minim untuk mengalir keruang bakar. Jika klip di letakkan
semakin ke bawah, dan jarum skep terangkat ke atas, maka hasilnya
adalah suply BBM akan bertambah banyak atau campurannya kaya.
Jarum skep (needle jet) adalah media/tempat di mana jet needle
bergerak didalamnya. Semua nya tergantung pada diameter dalam needle
jet, maka akan berpengaruh pula pada jet needle. Needle jet/jarum skep
dan jet needle bekerja sama untuk mengatur aliran BBM antara jarak 1/8
hingga ? bukaan. Penyetelan jarak ini kebanyakan berlaku pada jet
needlenya dan bukan pada needle jet/jarum skep.
Gambar 4
Main jet berfungsi mengatur aliran bahan bakar dari ? hingga bukaan gas
penuh (full throttle), gambar 5. Sekali gas dibuka sebesar mungkin, jet
needle tertarik cukup tinggi dari needle jetnya dan besarnya ukuran
lubang di main jet memulai kerjanya mengatur aliran BBM. Main jet
memiliki ukuran yang berbeda-beda khususnya pada lubangnya dan semakin
besar lubangnya maka semakin banyak bbm yang akan mengalir ( dan
akhirnya campuran menjadi kaya). Semakin tinggi tingkatan angka pada
main jet, semakin besar pula peluang bbm dapat mengalir melalui lubang
main jet dan campurannya semakin kaya.
Gambar 5
Sistem choke digunakan untuk menghidupkan mesin yang dingin
(biasanya pagi hari). Sebab selama bahan bakar dalam kondisi mesin
dingin telah terjadi pelembaban dan melengket di dinding silinder
karena pengembunan/kondensasi, maka campurannya menjadi miskin untuk
membuat mesin hidup. Penggunaan choke akan membantu menambah volume
bahan bakar di mesin/ruang bakar untuk menggantikan bahan bakar yang
lengket di dinding silinder. Sekali mesin mulai menghangat, kondensasi
bukan menjadi permasalahan lagi, dan choke tidak diperlukan lagi.
Campuran udara/BBM harus dirubah agar dapat memenuhi kebutuhan di
ruang bakar. Rasio campuran udara dan BBM yang ideal adalah 14,7 grams
udara berbanding 1 gram BBM. Rasio yang ideal ini hanya dapat diperoleh
dalam waktu yg sangat singkat bersamaan dengan mesin bekerja.
Dikarenakan belum sempurnanya penguapan BBM saat kecepatan rendah atau
dengan katalain tambahan BBM diperlukan saat kecepatan tinggi, maka
biasanya settingan semestinya dari rasio campuran udara/BBM di buat
lebih kaya. Gambar 6 memperlihatkan rasio sebenarnya campuran udara/BBM
untuk setiap pergerakan bukaan gas.
Gambar 6
Troubleshooting Karburator
Pemecahan masalah pada karburator adalah hal yang sederhana selama
mengetahui prinsip dasar kerja karburator. Langkah pertama adalah
menemukan bagian mesin mana yang kerjanya berat, Gambar 7. Harus di
ingat bahwa setingan karburator dibedakan oleh posisi bukaan gas, bukan
kecepatan mesin (RPM). Jika mesin mengalami masalah pada RPM rendah
(dari idle/langsam hingga ? bukaan gas), sepertinya masalah terletak
Sistem Pilot atau katub gasnya. Jika mesin bermasalah diantara ? hingga
? bukaan gas, berarti jet needle dan needle jet (umumnya cenderung jet
needle) yang bermasalah. Namun jika mesin kurang responsif
berakselerasi pada bukaan gas ? hingga bukaan penuh, berarti main
jetnya yang bermasalah.
Gambar 7
Saat akan menyetel karburator, letakkan selembar kertas/isolasi kertas
di rumah grip gas. Dan letakkan selembar lagi di grip gas nya. Dan
gambar sebuah garis (manakala posisi gas pada posisi langsam/idle)
lurus menyilang dari kertas satu kekertas lainnya. Saat 2 garis
terbentuk, mesin harus dalam keadaan idle. Sekarang buka gas penuh dan
gambar satu garis secara lurur dari kertas tadi yg ada di rumah grip
gas. Saat itu seharusnya ada 2 garis tergambar pada rumah grip gas, dan
satunya lagi berada pada grip gas. Sekarang cari titik tengahnya antara
kedua garis tadi (saat dari gas idle, hingga bukaan penuh). Buat tanda
pada kertas itu yg menandakan separuh putaran (1/2 bukaan gas).
Kemudian pecah lagi dalam beberapa bagian mulai dari idle, 1/4, ?, ?,
dan bukaan penuh. Garis-garis ini akan digunakan untuk menentukan
tepatnya bukaan gas secara cepat saat menyetel karburator.
Bersihkan filter udara dan panaskan motor. Lakukan akselerasi dengan
memasukkan gigi hingga bukaan gas penuh (tanjakan yang landai adalah
tempat yg terbaik untuk melakukan percobaan ini). Setelah beberapa
detik motor belari dalam bukaan gas penuh, secara tiba-tiba tarik
kopling dan matikan mesin (jangan sampai akselerasi mesin kembali idle
atau malah turun hingga akselerasi berhenti). Lepaskan busi dan lihat
warna pada busi. Seharusnya warna busi menjadi hitam muda atau
keabu-abuan (lihat informasi mengenai warna busi). Jika berwarna putih,
berarti campuran udara dan BBM terlalu miskin dan main jet yg harus
terpasang adalah yg lebih besar ukurannya. Jika berwana hitam atau
coklat tua, berarti campuran terlalu kaya, dan penggunaan main jet yg
lebih kecil akan lebih baik. Saat melakukan penyetelan dan pergantian
main jet, sebaiknya lakukan setahap demi setahap mulai dari satu ukuran
hingga menemukan ukuran yang paling pas, dan jangan lupa selalu lakukan
ujicoba degan menjalankan motor dan lihat warna busi setelah
menjalankan motor.
Setelah mainjet di setel/diganti, jalankan motor dengan setengah bukaan
gas dan cek warna busi lagi. Jika warnanya putih, berarti klip di jet
needle harus di pasang lebih rendah agar campuran menjadi kaya. Dan
jika busi berwarna coklat tua atau hitam, maka naikkan klip keposisi
lebih tinggi agar campuran lebih miskin.
Sementara komponen Pilot dapat di sesuaikan saat motor berada dalam
posisi idle dan kemudian di bawa jalan. Jika motor susah berakselerasi
atau larinya berat setelah posisi idle di tentukan, maka skrup pilot
cet dapat di putar ke dalam atau keluar untuk mendapatkan campuran
udara/bbm yang ideal. Jika skrupnya terletak di belakang karburator,
memutar skrup keluar akan membuat campuran menjadi miskin dan
sebaliknya jika memutar ke dalam/masuk akan membuat campuran menjadi
kaya. Jika menyetel skrup yang berada di depan karburator, maka
langkahnya adalah kebalikan dari cara sebelumnya. Jika pemutaran skrup
antara 1 ? 2,5 putaran tidak menghasilkan efek apapun, maka pilot jet
harus di ganti dengan ukuran yg lebih besar atau lebih kecil. Saat
menyetel skrup pilot (udara) putar ? putaran setiap sekali penyetelan
kemudian lakukan uji dengan menjalankan motor setiap untuk setiap
penyetelan. Setel komponen Pilot hingga motor berjalan normal dan
ringan saat idle tanpa mesin menjadi berat atau terputus-putus.
Ketinggian, Kelembaban, dan Temperatur Udara
Setelah penyetelan selesai dan motor berjalan bagus, ada beberapa
faktor yang dapat merubah performa mesin. Yaitu ketinggian, suhu udara,
dan kelembaban adalah faktor terbesar yang bisa berakibat pada normal
tidaknya mesin berjalan. Kepekatan udara meningkat seiring dengan
semakin dinginnya suhu udara. Artinya lebih banyak molekul udara
didalam satu ruangan ketika suhu dingin. Ketika temperatur menjadi
rendah, mesin akan berat berjalan dan maka perlu suply tambahan BBM
untuk mengatasinya. Ketika temperatur udara menghangat, maka mesin akan
berjalan normal dan suply BBM harus dikurangi. Mesin yang disetel saat
temperatur udara berada pada 32 derajat farenheit (0 derajat celcius)
dapat menyebabkan mesin bekerja berat alias susah hidup hingga suhu
dapat mencapai 90 derajat farenheit (32,2 derajat celcius).
Ketinggian berakibat pada performa karburator dan mesin selama
molekul udara berkurang yang mana berarti pula ketinggian bertambah.
Sepeda motor akan berjalan bagus pada level ketinggian 10,000 kaki
(3.048 meter) diatas permukaan laut harus memiliki campuran yang kaya
karena sedikitnya volume udara.
Kelembaban adalah banyaknya air didalam udara. Semakin tinggi
kelembaban, maka setelan harus semakin kaya campuran. Motor yang
berjalan pada pagi hari harus memiliki campuran yang lebih kaya dan
berkurang hingga menjelang siang, karena kelembaban udara meningkat.
Faktor koreksi kadang kadang diperlukan untuk mendapatkan setingan
karburator yang benar terhadap perubahan temperatur dan ketinggian.
Tabel chart pada gambar 8, menunjukkan jenis-jenis tabel faktor
pengoreksian. Untuk dapat menggunakannya, setel carburator dan catat
ukuran pilot dan mainjetnya. Tentukan suhu temperatur yang terjadi saat
itu dan ikuti tabel chart, baca mulai dari kiri hingga ke kanan hingga
garis elevasi yang cocok ditemukan. Tarik garis kebawah hingga
ditemukan nilai faktor koreksi yang benar. Gunakan gambar 8 sebagai
contoh, temperatur udara adalah 95 derajat farenheit (35 derajat
celcius) dan ketinggian permukaan adalah 3200 kaki (975,4 ~ 1000
meter). Maka akan di temukan faktor pengoreksi di angka 0,92. Untuk
dapat menemukan ukuran main jet dan pilot jet yang benar, kalikan
faktor pengoreksi dengan masing-masing ukuran pilot dan main jetnya.
Jika main jet semula berukuran 350 dan di kalikan dengan 0,92 maka
ukuran mainjet yang baru adalah 322. sedangkan ukuran pilot jet semual
40 dan dikalikan dengan 0,92 maka ukuran pilot jet yang baru yang
sesuai adalah 36,8.
Gambar 8
Faktor pengoreksi juga bisa digunakan untuk menemukan setingan yang
benar terhadap needle jet, jet needle,dan skrup udara. Gunakan tabel
gambar 9 dan lihat faktor pengoreksinya. Kemudian gunakan table di
bawah untuk menentukan apa yang harus di lakukan terhadap needle jet,
jet needle, dan skrup udara.
COMMENTS :
Don't Spam Here
0 komentar to “ Teori manual karburator ”
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l:
Post a Comment
Bagi sobat-sobat silahkan comment disini, Insya Allah saya comment balik di blog anda dan Saya follow juga. Blog 7ASK adalah Blog Do Follow, Terimakasih atas kunjungan Anda..!