“Dep!” Suara peluru yang diredam menembus sebuah benda.

”Dep!” Suara kedua terdengar tak jauh dari suara yang pertama.

Hampir setengah jam berlalu, dan ketika matahari mulai menyingsing sebuah letusan pistol kembali berdentum memecah pagi. Burung-burung menjerit berkoak-koak sambil terbang menyebar tak beraturan ke angkasa.

”Presiden tertembak! Presiden tertembak!” Dua orang penjaga presiden mendekati tubuh pimpinannya yang tertelungkup lemah. Ia mengeluarkan banyak darah, namun masih dalam keadaan hidup.

”Dor! Dor!” Dua buah tembakan dilesakkan dari arah pepohonan di seberang jalan.

”Dor! Dor!” Pasukan penjaga membalas tembakan dan setelah itu tak ada lagi tanda-tanda keberadaan seseorang di pepohonan di seberang jalan sekitar empat puluh meter dari kediaman sang presiden.

Pasukan penjaga perlahan menghampiri arah tembakan dan menemukan dua sosok mayat berpakaian tentara lengkap yang tergeletak tak berjauhan. Keduanya tewas berlumuran darah karena tembakan.

Pagi itu tanah Timor dihujani darah tiga pejuang.

-----------------

Februari 2008, Presiden Ramos Horta dinyatakan tertembak dan dilarikan ke rumah sakit di Darwin Australia.

Dua sosok mayat pria yang ditemukan tergeletak adalah Mayor Alfredo, pimpinan tentara desertan Timor dengan ajudannya.

Fakta di lapangan menunjukkan Mayor Alfredo & ajudannya tewas ditembak terlebih dahulu sebelum waktu penembakan terhadap presiden Ramos Horta.

16 April 2008 Presiden Ramos Horta kembali ke Timor dalam kondisi sehat wal afiat, sedangkan fakta sesungguhnya belum terungkap hingga kini.