Wednesday, April 15, 2009

Handuk, Rice Cooker & Perkawinan?


Kali ini aku menemukan bungkusan yang aneh dari biasa. Siapa ini yang meletakkan kotak lumayan besar di bungkus kain jeans hitam aspal, dililit rantai berkawat dan kunci gembok metal itu di depan pintu rumahku? Sepagi ini? Tepatnya pukul 05.00 shubuh pagi!

Tanpa bertanya lantas aku masukkan benda asing itu ke ruang tamu. Sambil duduk manis, aku lirik kembali kotak itu. Kira-kira apa isinya yah? Rasa penasaranku muncul seiring dengan ketakutanku yang besar. Bagaimana kalau isinya bom? Atau teror yang akan mengacaukan perkawinanku yang akan berlangsung minggu depan? Ah tidak. Pikiranku mulai macam-macam. Aku bolak-balikkan kotak itu. Ternyata di belakang kotak tertempel sebuah kartu. Tertulis dengan huruf monotype corsiva ukuran 11. Juga di cetak menggunakan tinta printer berwarna merah tebal bernada :

UNTUK : SAYATI BINTI KOID

JANGAN BUKA KOTAK INI! KALAU TIDAK PERKAWINANMU AKAN DIMAJUKAN BESOK!!!

TERTANDA :

SESEORANG YG SUNGGUH MENYAYANGIMU

Betapa tersentaknya aku ketika melihat tulisan itu. Aku yang punya penyakit jantung sejak kecil mendadak sembuh mendengar berita ini. Kotak yang akan memajukan hari perkawinanku? Sudah lama aku tunggu perkawinanku dengan mas Pasupati. Sebulan ini aku selalu mimpi di siram air panas. Pipis di kasur. Kejang-kejang tengah malam karena grogi menantikan hari perkawinanku yang tinggal menghitung hari ini. Dan kini, kabar kotak itu tentunya membawa dampak baik bagi kesehatanku. Apa benar kotak ini akan benar-benar memajukan perkawinanku menjadi besok? hanya penulis yang tahu.

Tanpa berpikir panjang lagi. Lantas aku membuka kotak itu dengan penuh nafsu. Hingga aku relakan telapak tanganku yang sedikit robek akibat tersentuh rantai berkawat itu. Membuka kotak ini amat mengerikan. Seperti nonton film saur sepuh. Tegang sekali. Aku memerlukan sebuah kapak besar untuk membongkarnya. Aku bergegas lari ke gudang untuk mengambil kapak itu. Ibuku yang saat itu sedang di dapur mulai gusar kenapa aku sedikit gila sambil lari-lari membawa kapak. Aku hancurkan Gembok dan rantai berkawat itu. Aku girang bukan main, kotak itu berhasil dibuka.

Setelah kotak itu terbuka, aku hanya tersenyum tipis. Kotak itu hanya berisi handuk sepanjang 3 meter berwarna biru telur asin, Rice Cooker bermerk Old Ma merah tua dan pil penjaga malam. Juga ada sepucuk surat didalamnya yang terbungkus amplop kuning gading. Aku mulai membaca surat itu, meski aku sudah tahu siapa pengirimnya.

Assalamualaikum Wr Wb

Mbak Sayati, meski kau buka kotak ini. Tapi tetap tidak akan mengubah takdir bahwa hari perkawinanmu akan berlangsung minggu depan dan kuharap sukses! Aku kan sudah bantu kau menyebarkan undangannya, iya kan? Dan di situ tertera tanggal 19 April 2009. maaf mbak, aku hanya bisa memberikan hadiah ini sebagai kado perkawinanmu nanti. Kadonya kukirim sekarang biar enggak ribet aja nentengnya. Aku kan jadi pager ayu nanti, masa cantik-cantik bawa kotak berantai kawat itu, kan malu menurunkan kelasku.

Mbak, jangan dilihat harganya yah, melainkan nyawa dari hadiah ini dan juga nilai dari persahabatan kita yang sudah terjalin 2,5 tahun ini. Oh iya mbak, seperti biasa jika memberi hadiah aku selalu punya filosofi tersendiri. Kenapa handuk biru sepanjang 3 meter pula? Aku harap, handuk usang ini bisa membungkus tubuh kalian berdua sehabis mandi bersama melepas lelah atau mengelap sisa-sisa keringat yang jatuh dalam menghadapi badai rumah tangga (tentunya setelah resmi).

Yang kedua, kenapa Rice Cooker? Karena aku tahu, mbak sayati ini enggak bisa masak nasi. Aku pernah makan nasi mbak yang gosong itu. Aku juga tahu mas pasupatimu itu kan senang makan nasi. Yang ketiga pil penjaga malam, karena aku tahu kalau mbak itu suka tidur cepet dan ngedengkurnya itu minta ampun deh. Jaga diri deh mbak, kalau dah punya suami nunggu suami tidur duluan baru istri. Siapa tahu kan suami minta diladeni dalam hal apapun.

Moga jadi keluarga sakinah. Mawaddah, warahmah. Selamat bertempur ya mbak menuju gerbang perkawinan meski ku tak tahu nikah itu seperti apa?

Wassalam

AdeLya_Minerva

Aku hanya nyengir amis membaca surat ini. Barangkali jika bertemu nanti dengan Lya. Akan kujitak kepalanya sampai botak. Tapi petuah dia ada benarnya juga. Benar untuk ditinggalkan. Big Grin

COMMENTS :




Don't Spam Here

0 komentar to “ Handuk, Rice Cooker & Perkawinan? ”

Post a Comment

Bagi sobat-sobat silahkan comment disini, Insya Allah saya comment balik di blog anda dan Saya follow juga. Blog 7ASK adalah Blog Do Follow, Terimakasih atas kunjungan Anda..!

 

Copyright © 2008-2011 All Rights Reserved. Mobile View Powered by 7ASK / WAWAN ADIE and Distributed by Template

Facebook Twitter Mykaskus