Wednesday, April 15, 2009

Kejujuranmu membuatku buas!


Aku menghajarnya habis-habisan. Tanpa ampun. Mataku melotot merah. Nafasku tersengal turun naik, tak beraturan. Untung saja aku tidak memiliki lemah jantung. Kali ini aku sedikit puas meski belum seberapa. Senjataku ini berhasil membuat wajahnya luka-luka. Aku tancapkan dengan kuat.

Kenapa ? Mengapa? Dia sudah betul-betul menyulut telak amarahku ketika dia bilang :

“Maafkan saya mak, saya sudah meniduri putri kesayanganmu! Dan kini, putrimu hamil anakku!”

Seenaknya saja dia berkata seperti itu. Puteriku Pianyar itu masih kecil. Masih jauh dari segi kedewasaan. Baik tutur katanya, perilaku apalagi pola pikirnya. Mengapa dia berani berbuat seperti itu! Berani jujur menghadapiku yang memang memiliki penyakit darah tinggi! Mengajakku ke taman penuh bunga yang aku memang suka dan menraktirku semangkuk biji jagung kering dan es krim kacang merah giling.

Aku pikir dia akan mengungkapkan perasaannya padaku di taman bunga itu. Meski aku janda anak satu. Meski aku sudah berumur lebih tua darinya. Aku pikir dia akan mencintaiku. Nyatanya dia jujur. Dia lebih memilih anakku yang masih lugu dan jauh terlihat sempurna. Memiliki rambut tipis yang keunguan dan stylish.

“Maafkan saya emak... saya harus jujur aku lebih mencintai anakmu!” Belum kapok juga dia mengucapkan kalimat yang membuat kupingku panas berkali-kali. Belum cukupkah deritaku?

“Lantas soal traktiranmu dan mengajakku ke taman bunga itu? Itu hal teromantis yang pernah aku dapatkan, dari seorang jantan sepertimu!” Ungkapku mulai memble. Hampir terisak.

“Maaf emak! Itu hanya adegan mengambil hati calon mertua buat saya. Tetap saja saya mencintai putrimu meski emak akan membunuh saya! “ Tegasnya lagi dengan sorot mata yang berapi-api.

Lagi dan lagi aku menghajarnya. Aku tidak bisa menerima kenyataan. Dia siap untuk dibunuh. Akupun siap membunuh. Jika aku tidak bisa memilikinya, tidak juga untuk puteriku. Cakarku siap beraksi sebelum pada akhirnya.....

(Lighting Light)

“OK. CUT.... CUT...”

“Ya adegan yang bagus! Keren sekali ini. Tidak perlu take ulang!” Ujar seorang sutradara dari AdeLya Film itu yang sedang menggarap film terbarunya yang berjudul Reinkarnasi burung*)

“Lie, bisa bicara sebentar” Sutradara itu meninju punggungku dengan keras.

“Lie... keren sekali akting kedua burungmu tadi. Si jalak dan si emak! Mempesona seperti aktor dan aktris dari Hollywood saja!”

“Makasih pak!” Ujarku agak iri. Koq malah burung punyaku sih yang dipuji. Bukan pemiliknya. Padahal yang melatih burungku itu menjadi pintar berakting adalah aku.

“Aku beli yah burung kamu itu? Seharga 500 dollar untuk dua burung ditambah voucher menginap di Hotel Las Vegas untuk seminggu, gimanah mau???” Sutradara itu mengedipkan matanya yang genit.

“Enggak ah pak! Makasih! Burung saya itu mahal! Saya membelinya sebesar lima puluh ribu untuk dua burung di pasar burung Sukahaji Bandung!” Aku lantas meninggalkan sutradara itu dengan mencibir. Sutradara itu hanya terlihat bingung.

Kemudian katanya lagi : “Lieeeee, limapuluh ribu koq mahal apanya????”

“Bukan harganya yang mahal. Tapi persahabatan aku, jalak dan emak yang begitu mahal. Enggak bisa diukur dengan nilai!” Teriakku yang semakin menjauhi sutradara itu.

-TAMAT-

*) Reinkarnasi Burung : sebuah Film garapan sutradara baru dari production house AdeLya Film yang menceritakan tentang pengorbanan cinta si Jalak yang harus dibunuh emak, ibu kandung betina alias Pianyar yang dicintainya. Karena penasaran, si Jalak reinkarnasi kembali untuk mencari Pianyar yang terkekang itu. Namun sialnya, si Jalak malah bereinkarnasi menjadi manusia.

COMMENTS :




Don't Spam Here

0 komentar to “ Kejujuranmu membuatku buas! ”

Post a Comment

Bagi sobat-sobat silahkan comment disini, Insya Allah saya comment balik di blog anda dan Saya follow juga. Blog 7ASK adalah Blog Do Follow, Terimakasih atas kunjungan Anda..!

 

Copyright © 2008-2011 All Rights Reserved. Mobile View Powered by 7ASK / WAWAN ADIE and Distributed by Template

Facebook Twitter Mykaskus