Wednesday, April 15, 2009

Surat Untuk Kekasih


Apa kabar, kekasih?

Terhitung telah 1 tahun 8 bulan 14 hari 7 jam 43 menit 34 detik berlalu sejak pertemuan kita yang terakhir kalinya. Jika kau ingin tahu mengapa aku tahu sebegitu detailnya, itu karena aku terus menanti, layaknya lagu Menghitung Hari milik Krisdayanti yang sempat menjadi favoritmu dahulu sekali, menanti detik pertemuan kita yang berikutnya yang digariskan oleh takdir.

Mungkin sama sekali tidak terasa bagimu, yang tengah mengecap kedamaian di sana. Namun demikian, bagiku perpisahan ini terasa sangat lama dan nyaris membuatku gila karena kerinduan yang tak mampu kusampaikan ini. Hatiku sudah hampir meledak, terlalu penuh oleh keinginan bertemu denganmu.

Kau tahu, sebesar apa rasa cintaku ini, bukan? Seperti sebuah bait dari lagu yang kerap kau senandungkan dahulu, lagu Saat Terakhir milik ST-12. Dalam waktu satu jam saja, aku telah bisa mencintaimu begitu besar dan tulus, tanpa keraguan. Namun untuk melupakanmu, akan kubutuhkan waktu seumur hidupku, sampai aku tak yakin dapat melupakanmu.

Sentuhanmu saat memberikan pelukan perpisahan masih terasakan hangatnya di permukaan kulitku ini. Suara dan napasmu saat kau bisikkan seuntaian kata terakhir masih terngiang di telingaku. Senyumanmu saat kau meninggalkanku masih berbekas di benakku. Sekalipun kau telah meninggalkanku, aku masih tetap saja merasa kau berada di sisiku, mendampingi jiwaku.

Kasih, tahukah kau? Segera setelah perpisahan kita, aku telah membuang kunci hati milikku, yang telah kau kembalikan ini, ke dalam sebuah lautan kelam yang dalam, ke tempat tak seorangpun dapat menemukannya. Sehingga kelak saat roda waktu ini berputar, hatiku ini tak termiliki oleh orang lain kecuali dirimu.

Ah, aku tahu sekali, kasih. Aku tahu kalau kau tiada lagi peduli pada diriku yang mungil ini. Kau dapat tenang, karena tak sedikitpun terbesit olehku pemikiran untuk mengusikmu. Aku tak ingin merusak kebahagiaanmu di sana. Dan karena itu pulalah, aku hanya akan mencintaimu secara diam-diam dari tempat ini.

Kan kubiarkan kau tersenyum, tertawa, dan berbahagia di sana, bersama Sang Kuasa. Dan kelak jika saatnya tiba nanti, jika aku telah melewati sebuah jembatan kehidupan ini, aku yakin kita kan bertemu, melepas rindu kembali di tempat Sang Kuasa. Dan saat itulah, cinta kita yang abadi kan bersatu untuk selama-lamanya.

Karena itu, sabarlah menantiku di sana, Kasihku.

COMMENTS :




Don't Spam Here 1

yooo.....

maksih ats tips Cinta...

Dof1N said...
on 

Post a Comment

Bagi sobat-sobat silahkan comment disini, Insya Allah saya comment balik di blog anda dan Saya follow juga. Blog 7ASK adalah Blog Do Follow, Terimakasih atas kunjungan Anda..!

 

Copyright © 2008-2011 All Rights Reserved. Mobile View Powered by 7ASK / WAWAN ADIE and Distributed by Template

Facebook Twitter Mykaskus